PUISI : DETIK DAN WAKTU....

 
Detik Dan Waktu....

Andai dapat ku putarkan kembali

detik dan waktu..

agar terhapus segala memori-memori silam

agar terhapus segala jerih lelah kehidupan

bisa saja ingin ku lakukan

PUISI : IZINKAN AKU MELANGKAH....

 
Izinkan Aku Melangkah.... 

Walau belum bisa kau ku temui

bersamamu aku bahagia

meski ada rasa terpendam

meski tak bisa kumiliki sepenuhnya

PUISI : SUNGGUH, AMAT MEMALUKAN....

   Sungguh, Amat Memalukan....

Kedamaian apa yang kucari

andai jiwa tetap di badai gelora

ketenangan apa yang ku tagih

andai hati tetap di pukul gelombang

kemesraan apa yang ku harapkan

andai tak bisa untuk dimiliki

umpama tsunami yang tak dijangkakan

PUISI : BAIKNYA BISA AKU TIDUR....

 
Baiknya Bisa Aku Tidur....

Tirai waktu berirama sepi

curahan hujan mula berguguran

menemani sepi yang mencengkam

dinginmu tak bisa mencairkan gelora

rindu yang membungkam

rindu apa, pada siapa?

PUISI : AWAK....

 
Awak....

Awak...

saya rindu suara awak

saya rindu senyuman awak

saya rindu ejekan dari awak

saya rindu awak

itu semua sebab awak,

orang yang saya sayang

PUISI : HARI INI 29hb NOVEMBER 2013....

 
Hari Ini 29hb November 2013....

Aku tak bisa meratap

aku tak bisa merayu

hanya bisa mengenangi cuma

yang tertinggal bersisa pada bingkisan waktu

saat suatu ikatan terlelai sudah

PUISI : ADAKALA....

 
Adakala....

Cinta itu memang indah

cinta tak bisa diungkapkan dengan kata

namun kehadirannya bisa jua bikin kebingungan

tika imaginasi membayangi keujudannya

hati bisa tertanya-tanya

adakah ia ilusi atau realiti

PUISI : BERDOSAKAH AKU....

 
Berdosakah Aku....

Tak bisa ada paksaan

tak bisa ada  tekanan

tak bisa ada dendam

dan tak bisa ada kecil hati

PUISI : AKU SENDIRI....

 
Aku Sendiri....

Aku sendirian disini 

menyeka serpihan hati

berputik pada serumpun bicara 

yang tidak betah pada resah

angin pun berlari menyembunyikan diri

bersama tumpukan awan malam

PUISI : MENGAPA MESTI BEGINI....

 
Mengapa Mesti Begini....

Hujan turun begitu sedih

tika dan saat ini

airnya turun tidak terkira

basah semua

pada debu yang berderu

Pada pohon yang tersisa

Pada insan yang kehilangan arah

PUISI : BUKAN KAMU, KAMU DAN KAMU....

 
Bukan Kamu, Kamu dan Kamu....

Waktu tak bisa berhenti

detik tak bisa kembali

putaran rambulan dan matahari

tetap berputar pada waktunya

kuntuman bunga yang mekar pasti layu dan mati

malamkan tetap berakhir harikan berganti

namun takdir hidup perlu di teruskan

PUISI : KAULAH RATU HATIKU....

 
Kaulah Ratu Hatiku....

Semakin ku kejar semakin kau jauh

rela gunung-ganang ku daki

rela samudera biru ku renangi

rela hutan belantara ku terokai

tak pernah letih untuk dapatkanmu

terus berlari mengejar bayangmu

PUISI : BELUM BISA ADA KEPASTIANNYA....

 
Belum Bisa Ada Kepastiannya....

Aku manusia biasa

aku manusia kerdil

hidupku sepi malah tidak sempurna

hidupku masih di awang awangan

tergapai-gapai mencari arah tujuan

belum bisa ada kepastiannya

PUISI : PUISI UNTUK LAILA....

 
Puisi Untuk Laila....

Laila..

kau bagai bayang-bayang hitam

hadirmu ada saat dan ketikanya

berjumpa hanya dalam gelita

saperti malam, saperti namamu

tak ada kasih memerih hati

PUISI : SAMPAI BISA KAU MENYAYANGIKU....

 
Sampai Bisa Kau Menyayangiku....

Aku pasrah

segala kemungkinan yang mendatang

walau ku tahu semua hanya sia-sia

aku tega mengulanginya

akan ku lapangkan dada walau terluka

hanya keranamu

PUISI : TELAH LENYAP PERASAAN ITU....

 
Telah Lenyap Perasaan Itu....

Tika ungkapan ku alunkan

mungkin untuk kesekian kalinya

pasrahlah pada semua keyakinan waktunya

kau bukan kau yang dulu lagi

telah lenyap perasaan itu....mungkin saja 

PUISI : SELAMAT TINGGAL 2011, MENJELMA 2012....

 
Selamat Tinggal 2011, Menjelma 2012....

Tik..Tik..Tik..

masa

kau tetap berlalu pergi

dalam apa jua keadaan sekali pun

megah melangkah membelah badai

tanpa menoleh kebelakang 

PUISI : KAULAH NYAWA....

 
Kaulah Nyawa....

Impian ku hanyalah masa

aku rela hidup dengan mu

Untuk menikmati segala

demi bahagia

hanya takdir Ilahi yang bisa  memisahkan kita

PUISI : KITA MENYUSURI....

 
Kita Menyusuri....

Ada rangkap-rangkap yang ingin ku ungkapkan

untuk kau halusi terjemahan hikmahnya 

kau ku umpamakan cahaya sirna

menerangi kemalapan jiwa ini

mengertilah wahai melati ku

kau ku sayangi selama ini

meskipun ada keraguan dihatimu

PUISI : BUAT TEMAN-TEMAN KU SEKELIAN....

 
Buat Teman-Teman Ku Sekelian....

Dikeheningan malam bersama sepi mencengkam kalbu

aku mengimbau, jesteru pasrah akan hakikat.....

hakikat yang aku sendiri amat amat kecewa 

menerjah, menerkam, menzalimi sudut hati kecik ku

ta'kala keinginan hati ingin sekali bersama kalian

saperti hari-hari yang lalu yang kita lalui bersama

PUISI : SEBAGAI LELAKI.....

 
Sebagai Lelaki....

Masa berlalu begitu pantas

mendamba arus kehidupan yang rakus

menerjah disetiap ruang kamar hatiku

menoktah segala azab kepiluan kelmarin

mengajar erti ketabahan dan keinsafan diri

PUISI : MUNGKINKAH BERSATU KEMBALI....

 
Mungkinkah Bersatu Kembali...

Tuhanku

bernafas di ruang ujimu

tidak pernah aku puas

kecewa dan keluh-kesah

ketara diufuk hati

menerjah menikami jiwa

melara dalam ketandusan

kegetilan

kekecewaan

penyesalan

kepedihan

kesedihan

sebatian mutlak ku kini

PUISI : KU DAMBAKAN....

 
Ku Dambakan....

Tak ku sangka....tak ku duga

Pertama kali ku dengar suaramu

kesayuan mencengkam nuraniku

hatiku terjerumus merindui dirimu

kesimpulan nyata walaupun

belum pernah bersua muka

hakikatnya aku telah jatuh cinta

PUISI : TAK BISA ADA KATA MENYERAH....

 
Tak Bisa Ada Kata Menyerah....

Rasa ini berdetak

rasa ini hidup

rasa ini ingin teriak

rasa ini marah memberontak

dalamnya rasa ini

menyelimuti perih tak tertandingi

begitulah jalanan hidup ini

PUISI : PERSETANKAN....

 
Persetankan....

Persetankan dengan pujuk rayumu

kau pencipta sketsa cerita cuma

sendiwara lakunan semata

telah ku lemparkan segala memori

nun dijurang yang dalam

bersemadilah selayak kau disana

PUISI : TUHAN TOLONG AKU...

 
Tuhan Tolong Aku....

Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar

pilu dan kesayuan

mencengkam direlung hatiku

bila saja kedengaran alunan takbir bergema 

tanpa ku sedar air mata ku mengalir laju

aku tak tau...

mengapa kehampaan selalu menghampiriku

PUISI : DI KEDINGINAN MALAM....

Di Kedinginan Malam....

Dingin...

dingin...

sedingin air hujan dimalam ini

aku tak tau apa yang bisa ku lakukan saat ini

kapankah kiranya

kesunyian ini dapat kembali terisi

kerana titisan air hujan 

tak bisa dapat menyejukan aku

tidak mampu mencairkan hatiku yang beku

PUISI : SUARA ITU, SUARA ENGKAUKAH ITU....

 
Suara itu, Suara Engkaukah itu....

Suara itu

suara engkaukah itu

aduh! suara engkaukah itu

masih berilusikah aku

masih berfantasikah aku

atau aku terpedaya oleh mimpi

kebetahan suaramu masih segar kedengaran

keasyikan hilaian tawamu masih segar kedengaran

aku tersenyum kesendirian

PUISI : HANYA KAU YANG TAHU....

Hanya KAU Yang Tahu....

Aku manusia biasa

ada  rasa ingin cinta dan mencinta

hakikat  diri harus ku terima

sebelum segala rasa terus menyiksa jiwa

aku tahu...

kegagalanku dimasa lalu

menjadi pertaruhan hari depan

aku harus pasrah dan redha

andai itu takdirNYA buatku

segalanyaku terima

PUISI : RINDUAN MENGULIT KENANGAN....

Rinduan Mengulit Kenangan....

Masih berbunga cintaku ini

harum mekar dalam jendela nostalgia

biarpun telah kau hirisi bagai sembilu

jambangan kuntum rindu

kelukaan yang masih berdarah

menghimpit menerjah pedih sanubari

terlerai kini kesimpulan cinta

lantas, menyapalah derita

PUISI : JANGAN CUBA KAU PADAMKAN....

 
Jangan Cuba Kau Padamkan....

Aku mencintai tapi tak di cinta 

aku merindui tapi tak di rindu

berilusi diriku adalah sang kejora 

yang selalu kau nanti di ujung senja

berharap aku saja yang ada dihatimu

atau aku hanyalah butiran debu yang tidak memberi erti apa-apa

apa benarkah ini yang dikatakan lamunan cinta

apa benarkah ini sebuah derita yang sengaja ku dambakan

meski pengakhirannya akan mengecewakan

PUISI : BERBICARA ANTARA BAYANG SENDIRI....

Berbicara Antara Bayang Sendiri....

Rindu aku, sangat rindu kamu

terasa sejak kau masih ada di dekatku

tak mudah aku melupakan dirimu

di saat aku terbangun dari tidurku....

ku ulangi dan terus ulangi

ku biar alunanannya terus bergema di tiap ruang

meskipun iramanya meruntun jiwaku

PUISI : HADIRMU HANYA KALA MALAM....

 
Hadirmu Hanya Kala Malam....

Hadirmu hanya kala malam

bersama kerdipan kejora

gemerlapan bintang yang bertabur di langit gelap malam 

bisa merialisasikan ilusiku

menghiasi dan menemani tiap mlm sepiku

dengan keletah-keletah nakalmu

kau pasti ada

PUISI : AKU ADALAH AKU....

 
Aku Adalah Aku....

Aku adalah aku

kenapa aku mesti di aibkan

kenapa maruahku di jadikan pertaruhan

aku kebingungan

aku kecewa amat

jangan bisa cuba persendakan

keikhlasan dan kejujuranku

PUISI : HATI TIDAK BISA BERBICARA DUSTA....

 
Hati Tidak Bisa Berbicara Dusta....

Aku kebingungan

aku tak mampu

hati ini menjadi lembut

hatiku tidak bisa berbicara dusta

kenapa kalian belum bisa mau memahami

setiap tuturan kata yang ku lemparkan

dalam tiap-tiap bait puisiku

hanya mampu tinta berbicara sendiri

pengganti diri meluahkan hasrat hati

PUISI : DIDALAM SEPI ITU....

 
Didalam Sepi Itu....

Hati, kasih, sayang, rindu, jiwa, 

raga dan sanubari 

terhimpun seluruhnya dalam satu rangkaian 

tidak bisa dipisahkan 

berlagu senada seirama alunannya 

selama ini tak pernah ada yang tahu akan keadaanku 

PUISI : ENGKAUKAH YANG MENYAPAKU?....

Engkaukah Yang Menyapaku?....

Malam yang bertalu-talu

menyuarakan melata merintih syahdu 

kala aku terbungkam kesendirian

tercegat oleh sebuah kerinduan

di tengah gertak sunyi yang menodai jiwaku

dalam kedinginan takbir bayu malam

seakan menerjah alunan suara menyapaku

PUISI : MERASAKAN PERTEMUAN PERTAMA

 
Merasakan Pertemuan Pertama....

Aku duduk terdiam di hadapanmu

aku mulai menatap wajahmu

penuh dengan kepastian

membuat hatimu semakin tak tenang

namun kau hanya termanggu

tertunduk malu persisnya

PUISI : RASA YANG TIDAK PASTI....

 
Rasa Yang Tidak Pasti....

Benarkah....

di hujung sebuah mimpi hanya sepi

jauh dari gambaran realiti

hanya mainan ilusi beradu

seperti debaran itu

tak pernah berhenti walau wajah beradu

hembuskan nafas memburu

rasa yang tidak pasti

PUISI : SEPERTI MALAM-MALAM YANG BIASA....

 
Seperti Malam-Malam Yang Biasa....

Malam ini ku sendiri lagi

seperti malam-malam yang biasa

ditemani malam yang kelam

malam yang sunyi dan sepi

bukan kemahuan ku

bukan kehendak ku

PUISI : TENTANG AKU DAN KESENDIRIAN....

 
Tentang Aku Dan Kesendirian....

Tentang aku dan kesendirian

Baring, tidur, bangun, duduk, berjalan

melihat, mendengar, merasakan sesuatu

ketawa,terdiam dan berbicara kesendirian

ruting harian yang ku lalui tika ini

persis tidak siuman ku rasakan

PUISI : MALAM PENUH TAKBIR

 
Malam Penuh Takbir

Rintik-rintik hujan masih jelas kedengaran

setitik demi setitik gugur kebumi

rahmat yang dikurniakan menyambut

malam penuh takbir....

Asma Mu berkumandang memenuhi ruang sang malam

bergema memuji-muji Ilahi

aku lihat Ramadhan dari kejauhan

sayup kedengaran seolah-olah berkata

"Aku harus pergi, mungkin jauh dan sangat lama"

jiwa meruntun pilu

melepas kepergianmu dengan derai air mata 

PUISI : KAU HANYA SEBUAH ILUSI CUMA....

 
Kau Hanya Sebuah Ilusi Cuma....

Aku....

tertatih-tatih mencari sebuah pengertian

cuba memahami setiap liku perjalanan

kehidupan semalam dan untuk esuk

terjerat dalam kebingungan

waktu yang merenggut manisnya kehidupan

kegagalan adalah sesuatu yang biasa

waktu tersulit dalam hidup

adalah ketika aku harus menerima kenyataan

ketika seseorang yang sangat bererti pergi

perlukah aku terus meratapi bersedih?

PUISI : AKU DAN MALAM....

 
Aku Dan Malam....

Malam...

kau membisu seribu makna

segenap tawa terbungkam mati

raga berlagu pilu terdampar resah

menoktahkan setiap asa dan langkah

fikiran buntu berirama kekalutan

kehangatan bayu tertusuk menerjah

bening-bening peluh keguguran melimpah  

saperti ada sesuatu yang tidak pasti

meneka dalam kesamaran cuma

PUISI : ADAKALANYA, KENAPA....

 
Adakalanya, Kenapa....

Reaksi emosi jangan dituruti

implikasinya tidak seperti yang diimaginasi

Perlukah aku terus tunduk membisu

merelakan jiwa ini terus tertekan

diulit dengan ulah bicara-bicara egois

aku cuba mendefinisikan akan dirimu

tak jua bisa kutulis tepat

kesimpulan tentang keperibadianmu

semua yang kau lakukan

membunuh perlahan-lahan semangatku

hanya untuk sebuah kepuasanmu

PUISI : ANDAI SYAWAL TERAKHIR UNTUKKU....

 
Andai Syawal Terakhir Untukku....

Dalam keasyikkan insan lain bergembira

mensyukuri menyambut kemuliaan Ramadhan

tertatih aku laluinya tanpa sesiapapun

dalam hati kecil ini ada secercah penyesalan

yang tidak bisa berkesudahan

aku merasai diri ini terlalu kerdil

merasakan diri ini sentiasa dihantui oleh dosa

hidup, kadang apa yang tidak kita inginkan

bisa datang menghampiri

sehingga terkhilaf dalam hati

PUISI : ANGAN-ANGAN KOSONG....

 
Angan-Angan Kosong....

Disudut kamar hatiku

masih ada ungkapan yang tak bisa terurai

bagai ada seuntai hamparan kesangsian

melingkari pelusuk jiwa yang tersentuhi

tersentak hati di khayalan

tika dibelai fakta-fakta kesamaran     

dalam menongkah halatuju pencarian

persingahan titian hasrat

antara persimpangan ilusi dan realiti

adakah bisa mungkin

PUISI : MASIH SAMA SEPERTI KELMARIN....

 
Masih Sama Seperti kelmarin....

Hari ini masih sama seperti kelmarin

terbatas dengan kolum imaginasiku

hanya satu yang berbeza yaitu perasaanku

entah mengapa aku merasa seperti 

sesuatu yang tak terungkapkan

andai bisa aku mengerti

bagaimana tuk uraikan kondisi rasa itu

akan ku jadikan rangkap puitis

agar kalian dapat memahami bersama

rasa yang ku rasa tika ini

PUISI : KALA HATI....

 
Kala Hati....

Harus ku mulai dari mana

sebuah bicara luahan asa

Kala hati semakin merana

kala hati semakin gundah

kala hati semakin terjebak

terjerumus dengan mainan kata-kata nista

terperangkap dalam ulitan pujukan dusta

terpedaya oleh janji manis penjerat kalbu

sajian jambangan harapan kosong

aku tertipu dalam mesra

aku tersentak kebisuan

terbungkam

PUISI : AKU, RAMADHAN DAN MEMORI....

 
Aku, Ramadhan Dan Memori....

Marhaban ya Ramadhan

ungkapan yang sering kali

kedengaran kala Ramadhan menjelma

saat umat islam menunaikan ibadah puasa

melaksanakan rukun islam yang ke3

saat insan lain bersama keluarga

meraikannya....

namun kini tiada bagiku

kesendirian aku laksanakannya

walau tersentuh jiwaku

menyusuri hari harinya dengan tabah

menghambakan diri pada tuntutan ilahi

dengan sisa-sisa nyawa yang masih ada

aku pasrah pada ketentuannya